Upaya Tingkatkan Minat Baca, KKL Indonesia Terus Bumikan Literasi

PALOPO, LAYARNEWS.ID — Di era Digitalisasi yang semakin modern, Pelajar/Mahasiswa bahkan masyarakat secara umum saat ini lebih banyak mengkonsumsi konten-konten digital, baik itu melalui unggahan video pada akun Youtube, Facebook, Instagram dan beberapa lainnya maupun tulisan-tulisan yang diunggah para pemilik akun media sosial hingga berdampak pada tingkat kepercayaan masyarakat dengan isu Hoax.

Kondisi tersebut kian merebak semenjak Covid-19 melanda sejumlah Negara tak terkecuali Negara Indonesia yang selama kurang lebih 2 Tahun hidup dalam bayang-bayang Virus Corona tersebut. Hal ini kemudian membuat surut angka minat baca bagi para pecinta Literasi khususnya di Kota Palopo.

Dilansir dari kominfo.go.id, Fakta pertama, UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.

BACA JUGA :  Bersama Bupati, Possi Lutra Sukses Kibarkan Bendera Merah Putih di Dasar Laut

Fakta kedua, 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, atau urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.

Ironisnya, meski minat baca buku rendah tapi data wearesocial per Januari 2017 mengungkap orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam sehari. Tidak heran dalam hal kecerewetan di media sosial orang Indonesia berada di urutan ke 5 dunia. Juara deh. Jakarta lah kota paling cerewet di dunia maya karena sepanjang hari, aktivitas kicauan dari akun Twitter yang berdomisili di ibu kota Indonesia ini paling padat melebihi Tokyo dan New York. Laporan ini berdasarkan hasil riset Semiocast, sebuah lembaga independen di Paris.

BACA JUGA :  IKA STAIN/IAIN Palopo Akan Gelar Reuni Akbar, Dirangkaikan Hari Jadi IAIN Palopo

Menanggapi problema yang ada, sejumlah kalangan antusias membuat sebuah wadah khusus guna mengumpulkan orang-orang yang menyukai dunia literasi. Salah satunya adalah Kampus Literasi Indonesia yang didirikan pada tanggal 3 Agustus 2021 di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Meski terbilang masih muda, Komunitas ini mampu bersaing dengan sejumlah Komunitas literasi lain yang ada di wilayah Luwu Raya

“Komunitas Kampus Literasi Indonesia bergerak di Bidang Literasi untuk mengajak mahasiswa dan masyarakat untuk membudayakan Berliterasi,” ucap Irwan, Founder KKL Indonesia, Sabtu (21/5/2022)

Tidak hanya itu, Jumlah buku sebagai bahan referensi yang dimiliki KKL Indonesia tidaklah sedikit, sebagai guna untuk menarik minat para pembaca.

BACA JUGA :  Selamat, Ketum DPP Lantik DPC SRMD Palopo Periode 2022 - 2023

“Jumlah buku saat ini yang terkumpul di Ruang Baca sebanyak 150an,” beber Irwan

KKL Indonesia dalam mempertahankan eksistensinya juga menggelar beberapa kegiatan-kegiatan positif, salah satunya dengan membuka Lapak Baca dan Pelatihan Literasi.

“Kegiatan Komunitas sendiri, kami memiliki kegiatan kajian Internal yang di lakukan setiap pekan oleh setiap Crew sebagai Pembawa Materi, Buka Lapak Baca, Karantina Baca dan Training Literacy,” sebutnya

Dalam mengembangkang Komunitas tersebut, KKL Indonesia terus mengupayakan perekrutan bagi pecinta Literasi yang ingin mengembangkan kreatifitasnya dalam bidang Literasi, tercatat jumlah member komunitas tersebut sebanyak 27 orang.

“Jumlah Crew Komunitas Kampus Literasi Indonesia saat ini sebanyak 27. Saat ini kita masih tetap buka Recruitment setiap harinya untuk mengajak Bergabung dalam membudayakan Literasi di Kalangan Mahasiswa,” tandasnya.

Komentar