OPINI | Perempuan Dalam Genggaman Kapitalis

Penulis: Dhea Reski Amalia
Kader PMII Cabang Palopo
 

Banyak hari-hari nasional yang menyangkut pautkan emansipasi perempuan begitu berharganya para perempuan yang selalu mendapatkan hari istimewa tentu hari perempuan seduinia diperigati pada tanggal 8 Maret hanya selisi satu bulan saja peringati sebagai hari Kartini tanggal 21 April dimana tokoh yang sangat berpengaruh terhadap kaum perempuan di Indonesia yang memperjuangkan perempuan juga bisa mendapatkan pergaulan hingga pendidikan dan cita-citayan tinggi. kesetaraan gender yang muncul diabad ke 18 bahwa perempuan dan laki-laki sama bukan hanya perempuan dilekatkan dihak domestik saja (mengurus rumah).

Tanggal 22 Desember juga diperingati sebagai hari ibu nah, tentu ibu adalah seorang perempuan hebat bisa melahirkan anak laki-laki maupun perempuan yang hanya membedakan jenis kelamin saja, Lalu diera modern seperti ini mengapa  sebagian perempuan dijadikan konsumeris taat atas produk kapitalis.

BACA JUGA :  Selamat, Ketum DPP Lantik DPC SRMD Palopo Periode 2022 - 2023

Dalam penguatan dirinya kapitalis telah menjelma menjadi sosok malaikat penolong manusia membuat manusia tak sadar lalu memakannya, manusia dalam hal ini adalah seorang perempuan sebagai lumbung komersial yang bisa dimanfaatkan dan dijadikan target baru produk kapitalis untuk memasarkan produk  seperti iklan yang merajalela pasti selalunya perempuan jarang atau bahkan sama sekali bukan laki-laki kecantikan perempuan sebagai capture paling depan lengkap dengan caption eksis untuk menarik konsumen.

Sampai saat ini masih ada saja diskriminasi terhadap perempuan baik pelecahan dan ini bisa dilihat dari bagaimana perempuan dieksploitasi tubuhnya dengan berbagai doktrinan dari kapitalisme bahwa standarisasi dari kerja harus memiliki persyaratan khusus yang pada akhirnya  menuntut perempuan harus berpenampilan menarik, postur tubuh yang ideal, tata cara berpakaian, dan lainnya.

BACA JUGA :  Harla ke-72, Pengurus Fatayat NU Palopo Kunjungi Keluarga Penderita Lumpuh Layu

Nyatanya seperti sekarang ini  bisa kita lihat dimana ditengah himpitan ekonomi yang mencekam inilah sebagian perempuan yang mememilih bertahan hidup ditengah-tengah sistem untuk menghidupi diri. Misalnya masih ada saja terjun ke dunia prostitusi serta aktivitas ekstrim lainnya.

Kita bisa simpulkan bahwa saat ini perempuan indonesia telah bertarung menghadapi upaya kemiskinan secara struktural yang dilakukan oleh kapitalisme tapi kapitalisme jangan disalah pahamkan ada yang mendatangkan hal positif dan negativ tergantung bagaimana individu masing-masing menafsirkan.

BACA JUGA :  Jelang Penghujung Ramadan, Sahabat Ome Berbagi Takjil Gratis

Bahwa bagaimana solusi yang baik menyikapi permasalan ini karena teknologi saat ini semakin canggi saja, sekarang kita sebagai perempuan sudah setara dan adil dengan laki-laki bukan laki tertindas dari kaum patriarki terutama dalam bidang sosial, ekonomi, politik maupun pendidikan. Namun yang pasti adalah Takkan ada perubahan tanpa pelibatan perempuan sebagai bagian dari kelas sosial dan perempuan harus bangkit.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Komentar