OPINI : Guru, Memilih Jalan Mulia

Oleh : Fahrul Rizal

Guru mempengaruhi keabadian; ia tidak pernah bisa mengungkapkan dimana pengaruhnya berhenti (A teacher affects eternity; he can never tell where his influence stops) kalimat mahsyur tersebut diungkapkan seorang sejarawan, wartawan sekaligus penulis dari Amerika Serikat Henry Brooks Adams dalam bukunya The education of Henry Adams yang memiliki kontribusi besar dalam literatur barat, memberikan penjelasan bahwa peran guru begitu sangat penting terhadap kemajuan suatu bangsa. Posisi sebagai seorang guru tidak boleh dieliminasi jika suatu bangsa hendak memiliki moral dan intelektual yang baik dan kuat.

Generasi muda perlu dididik sedemikian sehat dan dewasa. Suatu masyarakat yang tidak memiliki generasi muda dapat di pastikan tidak punya masa depan. Masa depan suatu bangsa bahkan dunia secara keseluruhan ada di pundak generasi muda. .Maka keberadaan guru sebagai kunci utama menjadi penopang terwujudya generasi muda yang terdidik.

Bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara yang merupakan pejuang pendidikan bangsa ini yang sangat patut untuk diguguh dan ditiru, Usahanya yang begitu gigih memperjuangkan masyarakat pribumi mendapatkan pendidikan dengan mendirikan Taman siswa yang semboyannya begitu familiar hingga kini dan dijadikan semboyan di sekolah-sekolah yakni  Ing ngarso sung tulodo, (di depan memberi teladan), Ing madyo mangun karso, (di tengah memberikan semangat), Tut Wuri Handayani, (di belakang memberikan dorongan). Berkat jasa-jasanya hari lahirnya pada tanggal 2 Mei di jadikan sebagai hari pendidikan nasional sebagai ruang mengingat kembali perjuangannya dan sebagai bahan evaluasi dunia pendidikan kita setiap tahunnya.

BACA JUGA :  Guru di Era IA: Antara Tantangan dan Harapan

 

Menjadi Guru Ideal

Kunci utama pendidikan adalah Guru, sehebat apapun kurikulum dan perangkat pembelajaran yang disiapkan oleh pemerintah tapi kalau kualitas gurunya rendah maka pendidikan Indonesia pun tidak akan berubah signifikan. Maka yang harus di lakukan adalah meningkatkan kualitas sumber daya guru secara terpadu dan tuntas. Menjadi Seorang guru penuh resiko besar. Pilihanya hanya ada 2. Akan jadi guru panutan yg selalu di kenang atau akan jadi guru yang terlupakan dan atau diingat karena keburukannya dalam mengajar. Guru harus sadar akan perannya yang sangat besar, mendasar dan jangka panjang. Maka jadilah guru yang inspiratif dan disenangi. Tak jarang anak didik mencintai suatu pelajaran hanya karena gurunya. Berhenti jadi guru jika tidak bersedia menjadi pendidik yang baik. Terlalu besar resiko negatif bagi masa depan anak dan bangsa.

Ihwal pentingnya kualitas seorang guru, maka tak ada jalan lain selain seorang guru harus menjadi seorang yang menempatkan dirinya tidak semata mengajar tapi juga menjadi sosok pendidik bagi anak didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah sebagaimana peran guru menurut WF Connell sebagai pendidik. Guru juga berperan sebagai model utama di dalam kelas dan di luar kelas karena apapun yang dilakukan dan diucapkan oleh seorang guru maka kemungkinan besar murid akan cenderung mengikutinya.

BACA JUGA :  OPINI : Dampak Penempatan Guru Terhadap Kesejahteraan dan Kualitas Pendidikan: Sebuah Tinjauan Kritis

Seorang guru  harus kreatif, memiliki terobosan-terobosan baru dalam mengajar atau punya ide-ide cemerlang yang melahirkan peluang. Pun sekaligus memantik siswa mencari solusinya secara mandiri. Selanjutnya seorang guru harus berwawasan, profesional dan bermoral, guru harus memiliki wawasan yang luas tentang apa yang mereka ajarkan oleh karenanya seorang guru harus selalu membaca untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya. Guru yang mampu bekerja secara profesional, tidak mecampuradukan urusan pribadi, keluarga di lingkungan sekolah apalagi di dalam kelas. Guru harus melepaskan segala urusannya yang ada di luar sebelum masuk di dalam kelas sehingga ia siap menerima kritikan, saran dan masukan dari murid, guru lain dan kepala sekolah meski pahit sekalipun sehingga menjadi bahan memperbaiki diri supaya memiliki etos kerja yang lebih tinggi, lebih disiplin dan lebih bertanggung jawab.

 

Memerdekakan Guru

            Menitipkan anak di sekolah sama halnya menitipkan masa depan bangsa. Mengingat perannya yang sangat besar terhadap anak dan masa depan bangsa. Kesejahteraan guru menjadi kata kunci dalam hal ini. Ada dua hal yang mesti di lakukan untuk memerdekakan seorang guru yakni peran pemerintah dan gerakan menghormati guru.

Seorang  guru harus mendapatkan jaminan kesehatan dan pendidikan bagi diri dan keluarganya, disinilah peran pemerintah dalam mensejahterakan para guru. Masa’ gaji artis jauh lebih fantastis dibandingkan dengan gaji seorang guru. Demi sebuah acara hiburan Pemerintah  mampu menghadirkan artis dan rela mengeluarkan dana APBN sampai milyaran rupiah sementara untuk guru ogah mengelontorkan dana demi kesejahteraan mereka. Kata teman karib saya saat kuliah dulu masa’ artis di bayar mahal saat manggung tapi perannya mendemoralisasi masyarakat dengan pakaian dan goyangannya sementara guru perannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa hanya dibayar seadanya apalagi kalau ia masih menyandang status guru honored/terhormat.

BACA JUGA :  OPINI | Perempuan Dalam Genggaman Kapitalis

Gerakan menghormati guru harus disosialisasikan secara massif keberadaan seorang guru di masyarakat harus mendapatkan penghormatan bukan berarti penghormatan itu adalah tujuan tapi efek dari perkatan dan perbuatan yang diperlihatkan guru. pada tahun 70an sosok guru begitu berwibawa dan dihormati. Murid jika bertemu gurunya jangankan menatap mata si guru, berjalan saja dengan cara yang sangat pelan  dan penuh kesopanan. Posisi guru pun di masyarakat sangat bagus. Harusnya para dokter, pilot. pegawai negeri sipil, bupati, gubernur bahkan presiden sekalipun harus selalu menghormati guru-gurunya dengan mencium tangan mereka dan memeberikan pelayanan prima saat guru-guru mereka bertemu dengan dengannya sehingga menjadi guru itu memilih jalan mulia bukan jalan mencari rupiah tinggi. Selamat hari guru. Para Pahlawan Mulia.

(*)

 

Komentar